Dalam menjalani sebuah pernikahan pasti akan mengalami berbagai macam kesenangan dan kebutuhan. tangga itu bisa muncul karena interaksi yang terjadi dalam rumah tangga , dan selanjutnya yang terjadi dalam rumah tangga biasanya karena buruknya interaksi yang terjadi dalam rumah. Salah satu pemandangan yang terjadi dalam rumah tangga salah satunya yaitu mengatakan hal-hal buruk kepada seorang anak yang biasa kita sebut denganpygmalion.
Seorang pakar psikologi Yunani bernama Rosenthal menjelaskan tentang The Pygmalion Effect, yaitu persepsi baik yang diucapkan secara lisan atau yang dipendam dalam diri orang tua . Contoh kasus pygmalion ini misalnya orang tua sering mengucapkan: “Dasar anak nakal!”, atau “Dasar anak bodoh!”. Menurut hasil sejumlah penelitian, lontaran tersebut bisa menjadikan anaknya nakal dan bodoh.
Jika kita memiliki persepsi bahwa seseorang itu baik, maka kita akan memperhatikan baik untuk orang tersebut. Jika kita berbuat baik kepadanya, maka orang tersebut akan membalas kebaikan kita juga. Demikian pula jika orang tua memiliki persepsi baik kepada anaknya.
Persepsi baik bukan berarti semua keinginan anak harus dituruti oleh orang tuanya. Banyak yang kita lihat orang tua anaknya adalah buah hati, jadi semua keinginan si anak akan diturutinya. Padahal jika kita cermati lagi, tidak semua keinginan anak harus dituruti oleh orang tuanya, karena menurut saya bisa juga keinginan anak justru merugikan dirinya sendiri.
Contohnya seorang anak ingin membelikan makanan yang mengandung boraks, lalu dengan dalih “sayang” anak maka orang tua langsung memberikan makanan itu tanpa seberapa sehat makanan tersebut bagi anaknya. Karena sering dibelikan makanan yang kurang sehat anak pun jatuh sakit akibat efek buruk dari makanan tersebut.
Contoh lain misalnya, seorang anak merengek untuk membelikan sesuatu. Orang tua menyadari bahwa si anak membutuhkannya, mereka juga menyadari bahwa hal tersebut kurang baik bagi anaknya. Akhirnya orang memutuskan untuk tidak membelikan hal itu padanya, sehingga membuat anak malah merengek.
Contoh pertama merupakan persepsi yang keliru, karena seharusnya orang tua lebih tahu mengenai apa saja yang seharusnya dikonsumsi oleh anaknya. Ketidakpekaan orang tua dalam melihat kondisi ini menjadikan kasih sayang yang seharusnya positif berdampak negatif bagi seorang anak. Sedangkan menurut kalian, negatifkah keputusan yang diambil orang tua? Pasti tidak, karena tidak semua keinginan anak harus dipenuhi oleh orang tuanya, tentunya orang tua juga akan berpikir apakah hal tersebut menguntungkan bagi anaknya atau terlebih dahulu merugikan bagi anaknya.
Dalam menghadapi kasus pygmalion ini kembali lagi bagaimana sikap orang tua. Sebab ada banyak kemungkinan sikap orang tua untuk merespons keinginan anaknya. Orang tua pertama akan membentak anaknya agar berhenti merengek, yang bisa mengakibatkan persepsi anak kepada orang tuanya sama yaitu dengan cara membentak.
Yang kedua orang tua akan membujuk secara halus agar anak mengetahui konsekuensi dari apa yang ia inginkan, dalam hal ini maka anak akan menganggap bahwa orang tua mendidik dirinya dengan cara komunikasi yang baik.
Terakhir yaitu orang tua bukan hanya membujuk untuk memperkenalkan saja melainkan menawari dengan alternatif lainnya, cara ini mungkin lebih efektif karena bukan mengajarkan komunikasi yang baik saja melainkan mendidik anak untuk lebih berkembang dan belajar untuk menerima. Otomatis anak akan belajar membuat keputusan sendiri berdasarkan apa yang ia pilih. Di samping itu, anak juga akan belajar bahwa tidak semua keinginannya harus dituruti oleh orang tuanya.