Saya pencinta kuliner, baik itu makanan berat, maupun makanan ringan. Tapi di sini saya ingin memberikan motivasi, kepada seluruh pembaca bahwa jangan takut untuk tidak bekerja, tapi takutlah bila tak ada ide untuk menghasilkan uang. Awal mula saya memulai bisnis kecil-kecilan saya ini, karena saya sekeluarga suka sekali ngemil. Daripada beli terus kenapa gak buat sendiri. Mulai dari situ saya bikin olahan keripik pisang, kebetulan ada salah satu tetangga saya ngasih pisang kepok mentah. Wah, kebetulan sekali. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Begitu kata pepatah, pas ingin buat cemilan, pas dikasih bahannya. Mulai lah saya eksekusi pisang mentah tersebut, lalu saya goreng. Setelah keripik pisang jadi saya kasih lah ke tetangga saya yang memberi pisang tadi.
Dia bilang kalau keripik pisang yang saya buat rasanya enak, lain dari pada yang lain. Dia pun menyuruh saya untuk buat yang banyak lalu di jual. Awalnya saya ragu, apa mungkin laku jualan saya kelak?. Namun saya coba juga akhirnya, saya bikin 3 rasa waktu itu, yaitu asin, manis, sama rujak. Awal penjualan saya online, di sosial media. Sehari ada yang beli kadang juga sepi, lalu saya tawarkan pula ke tetangga yang lain. Sekalian ingin tau responnya. Alhamdulillah, setelah sebulan akhirnya semuanya tau kalau saya berjualan keripik.
Saya tidak puas sampai di situ saja, saya tawarkan ke teman-teman di sosmed juga di wa, namanya juga usaha, siapa tau ada yang tertarik. Sampai suatu ketika, ada teman saya di sosmed yang pesan keripik pisang 10 bungkus. Waktu itu belum ada labelnya, masih polos. Setelah sampai di tempatnya, kemudian dia memberi masukan bagaimana kalau bunkusnya di kasih label, biar lebih menarik untuk dijual. Wah, benar juga. Saya pun berkonsultasi lah dengan beliau, kira-kira nama apa yang cocok untuk label keripik saya. Sampai akhirnya muncullah nama Si Gembul. Sesuai dengan anak bungsu saya yang doyan makan. Berharap yang beli keripik Si Gembul juga suka dengan keripik buatan saya.
Setelah itu ada lagi teman online saya lagi, yang pesan keripik pisang tapi dia maunya di bumbuin pake cabe, dia nanya "Bisa, gak?"
Saya langsung jawab, bisa. Kenapa saya jawab begitu? Karena hasil yang kita peroleh itu tergantung dari keyakinan kita dalam berusaha, kalau kita ragu. Maka hasil yang didapat pun juga meragukan. Maka saya buatlah pesanannya, dan apa yang beliau katakan, "keripiknya enak, pas." Alhamdulillah, akhirnya nambah lagi varian rasa baru. Namun, saya juga ingin pangsa pasar saya bukan di kalangan dewasa saja, tapi kalau bisa semua kalangan. Anak sekolah menengah pun merupakan pangsa pasar yang bagus, saya teliti dan amati apa saja kesukaan mereka.
Lalu akhirnya varian rasa saya tambah lagi, yaitu vanilla, coklat, taro, jadi sekarang ada 7 varian rasa keripik pisang si gembul yang saya produksi. Saya berharap semoga pembaca yang baik hati di masa pandemi ini, bisa bangkit. Yang tadinya bekerja lalu di berhentikan, ayo bangkit. Bangun usaha mu sendiri. Apa yang kalian sukai lakukanlah. Jangan ragu, selagi masih bisa berusaha, ayo kerjakan.
Yang mau tau resep keripik nya, nanti di lain artikel akan saya bahas. Bagaimana cara membuat keripik pisang, semoga bisa menjadi inspirasi semua yang mau memulai usahanya.
Terimakasih, salam dari saya untuk kalian semua.